Minggu, 27 Juni 2010

Perdagangan Anak Yang di Lacurkan / trafficking

A. Ilustrasi Masalah

Perdagangan anak merupakan salah satu bentuk terburuk dari eksploitasi manusia. Meski tidak di ketahui angka persisnya, Organisasi Buruh Internasional ( ILO ) memperkirakan sekitar 1,2 juta anak, perempuan dan laki-laki menjadi korban perdagangan orang setiap tahunnya. Aksi perdagangan perempuan tidak hanya dilakukan terhadap mereka yang melalui jalur ilegal. Tidak tertutup pula kemungkinan perdagangan anak juga dilakukan PJTKI, yaitu jika buruh dibohongi untuk kerja disuatu tempat tetapi ternyata dipekerjakan pada tempat yang tidak sesuai harapan.

Di Indonesia jumlah perempuan dan laki-laki serta anak-anak yang menjadi korban jaringan perdagangan perempuan tidak diketahui secara pasti. Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak ( Komnas Perlindungan Anak ) menyatakan, fenomena pedagangan orang semakin mengerikan terutama setelah krisis ekonomi dan bencana alam di berbagai wilayah di Indonesia. Masalah ini cukup memprihatinkan karena korbanya kebanyakan adalah penduduk yang dari sudut kematangan seksual belum dewas. Mereka belum cukup mengetahui resiko dari hubungan seksual sehingga kehamilan dini dan penularan PMS ( Penyakit menular Seks ) dengan seluruh implikasinya dapat terjadfi pada mereka. Prakti itu juga dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dan masa depan mereka.

Lokalisasi dalam penjualan seoarang yang di pekerjakan sebagai bisnis seks adalah berada pada Bandar baru, deli Serdang, Sumatra utara, lebih dari setengahnya adalah anak-anak berusia berkisar 15-17 tahun. Seorang informan menyatakan bahwa dia dijanjikan akan dipekerjakan direstoran padang Bulan namun kenyataanya ia dijual ke Barak naga, Bandar baru ( Sumatra ) sementara untuk kabur sangat sulit, karena ketatnya dalam penjagaan.

Kasus yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Fitriani ( 16 tahun ) penduduk jalan letda Sujono Medan. Fitri gadis manis yang berkulit putih menceritakan pengalamanya ketika di ajak ke bandar baru, kabupaten deli serdang bekerja di rumah makan dengan gaji besar. Dia tidak tahu kalau bandar baru adalah lokalisasi pelacuran di sumatra utara. Setelah permisi dengan dengan orang tuanya, Fitri pergi bersama tiga temanya yaitu Afrida ( 15 tahun ), Kiki ( 16 tahun ), Florida ( 16 tahun ). Sesampainya di bandar baru Fitri sudah mulai curiga karena ia di inapkan di sebuah rumah yang di dalamnya telah menunggu beberapa perempuan muda, meskipun fitri berusaha untuk pulang tetapi tetap saja tidak bisa. Malam itu juga fitri harus merelakan keperwanannya kepada pria turunan dan dibawa ke Bungalow Kumala bandar baru. Selama sAtu bulan Fitri di paksa melayani setiap tamu yang membokingnya dan selama satu bulan juga dia berhasil mengumpulkan uang sejumlah 2 juta.

Anak-anak yang di lacurkan ini juga harus mengalami kekerasan, nasib anak-anak ini sangat tidak menyenangkan karena anak-anak yang menolak perintah germo untuk melayani kepuasan nafsu lelaki hidung belang dengan sangat garang germo akan menyiksa mereka malah sampai ada yang geger otak karena kepalanya di benturkan ketembok dan menjadi gila.

Jumlah korban perdagangan perempuan juga banyak melalui jalur pulau batam, karena dari hasil laporan setiap kasus perdagangan perempuan ini setiap tahunnya hampir, bahkan ratusan perempuan diperdagangkan melalui pelabuhan kecil yaitu pulau batam. Batam telah dijadikan lokalisasi transitperdagangan perempuan keluar negri seperti singapura dan malaysia. Karena lokasinya yang dekat dengan dua negara tersebut. Mereka menggunakan pelabuhan ilegal dengan perahu kecil untuk menyebrang kenegara tersebut.

B. Identifikasi Masalah / Kasus

Masalah yang terjadi dalam trafficking karena beberapa sebab, dalam masalah ini bahwa munculnya anak – anak yang dilacurkan lebih banyak disebabkan oleh motif ekonomi dan budaya. Faktor pendidikan yang rendah dan ketidak taatan kepada agama islam juga menjadikan masalah terhadap kasusu ini ( Hull dkk ; 1997 ).

Kebanyakan anak – anak yang tidak memikirkan masa depan dan hanya memikirkan kesenangan lebih mudah dibujuk dengan iming – iming kesenangan dan pekerjaan yang mudah tetapi menghasilkan uang yang lebih banyak. Sehingga dengan modal ini traffiker mudah menjual kelokasi – lokasi yang memerlukannya.

C. Diagnosa

Faktor yang lebih banyak mempengaruhi munculnya anak-anak yang di lacurkan lebih dominan disebabkan oleh faktor penipuan oleh para sindikat penjual wanita yang berkedok sebagai perantara pencari kerja. Hal ini bisa dilihat dan dibuktikan dari berbagai dokumen pemberitahuan media massa yang mengungkap pengalaman anak-anak yang berhasil kabur dari ladang pelacuran.

Dilihat dari faktor ekonomi dalam kasus ini juga dapat disimpulkan karena faktor kemiskinan karena kemiskinan merupakan salah satu alasan orangtua yang memaksa anak untuk bekerja. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para agen dan calo untuk merekrut anak-anak dari keluarga miskin, keberadaan agen ini dapat berkembang di desa-desa miskin untuk mempengaruhi orangtua agar mengijinkan anaknya untuk bekerja dikota sebagai pekerja rumah tangga, pelayanan restoran, buruh pabrik, atau menikahkan anaknya dengan orang asing dengan sejumlah iming-iming yang menggiurkan.

Penjualan anak ini juga terjadi karena adanya deskriminasi gender yang mencakup praktek budaya berkembang di masyarakat indonesia, pernikahan dini, kawin kontrak, konflik bencana alam, putus sekolah, pengaruh globalisasi, sistem penegakan hukum yang lemah, keluarga yang tidak harmonis, rendahnya nilai-nilaimoral agama.

Problem dalam trafficking sehubungan dengan agama juga sama sekali tidak terletak pada hukum trafficking, tetapi pada tindakan apa yang ada dan disebut trafficking yaitu perjualan orang. Kasus ini sangat penting karena trafficking banyak diwarnai aksi penipuan berkedok agama. Misalnya penyelundupan tenaga kerja ilegal melalui umroh, penjaringan korban melalui pernikahan, dan pemanfaatan tokoh agama sebagai perantara penjaringan korban dengan dalil mencari tenaga kerja.

D. Prognosa

Melihat seriusnya persoalan perdagangan anak ( Trafficking ) yaitu kemungkinan karena masyarakat Indonesia kurang memperhatikan kecerdasan dan pengetahuan misalnya dengan pendidikan melalui sekolah.

Peran masyarakat dalam situasi ini memang sangat dibutuhkan untuk mecegah dan menanggulangi tentang perdagangan anak ( Trafficking ). Orang tua, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah juga sangat penting untuk membahu membahu menyadarkan para pihak yang berpotensi terjadinya tindak pidana trafiking. Dalam kasus ini kita sebagaiman manusia haruslah bisa saling mengingatkan agar mereka tidak mudah terbujuk rayu dan iming – iming kehidupan mudah mewah tanpa pekerjaan yang jelas karena sesungguhnya hal tersebut akan menjerumuskan anak –anak khususnya perempuan.

Pada sisi lain jajaran aparat hukum juga agar bisa mengambil tindakan yang tegas dan hukum yang berat kepada trafiker ( orang yang menjual anak ). Tanpa hukuman yang tidak berat akan ada efek jera kepada pelaku penjualan anak. Petugas kepala daerah juga harus dapat bisa mensejahterakan warganya untuk bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang mencukupi sehingga warganya tidak mudah tergiur tawaran kerja diliuar daerah / luar negri yang ternyata derita panjang dalam hidupnya.

E. Terapi

Dan setelah saya meneliti, mengkaji dan memberikan treatment, dari sini saya dapat memberikan beberapa kemungkinan-kemungkinan bantuan sebagai berikut :

1. Terapi rasional emotif yaitu manusia dilahirkan dengan potensi untuk berfikir rasional dengan kecenderungan-kecenderungan kearah berfikir curang, mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyekinan-keyakinan yang irasional dan mereindroktinasi dengan keyakinan-keyakinanyang irasional itu, tetapi berorientasi kognitif tengkah laku, tindakan dan menekankan berfikir, menilai,menganalisis,melakukan dan memutuskan ulang, modelnya adalah ditaktif direktif. “Klien memperoleh pemahaman atas masalah dirinya dan kemudian harus secara aktif menjalankan pengubahan tingkah laku yang mengalahkan dirinya.” Jadi setelah menggunakan terapi ini klien bisa dapat terhindar dari hal-hal buruk dan selalu berpikiran yang positif.

2. Terapi clien centered yaitu klien mampu untuk menjadi sadar atas segala masalah – masalahnya serta cara mengatasi masalahnya . kepercayaan diletakan pada kesanggupan klien untuk mengarahkan dirinya, kesehatan mental juga merupakan keselarasan antara diri ideal dan diri riil.maladjusment adalah akibat dari kesenjangan antara diri ideal dan riil sehingga dapat berfokus pada masa sekarang serta mengekspresikan perasaan dan dapat meninggalkan masalah masa lalu.

DAFTAR PUSTAKA

Sofyan Ahmad, 1 september 2002. fenomena anak – anak yang dilacurkan di sumatra utara.

Januari, menyelamatkan anak dari ancaman trafficking

Sumber www. Kompas. Com, 27 Juni 2005, mendesak UU Anti trafficking.

LAPORAN HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN UNIVERSITAS SURABAYA KONSELING TEMAN SEBAYA (UPS TEGAL)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabat-Nya. Berkat Rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah kerja lapangan ini dengan judul “Pelaksanaan Praktek Konseling yang ada pada Universitas Negri Surabaya”.

Dalam penulisan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, dorongan dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Basukiyatno Selaku ketua Dekan FKIP Universitas Pancasakti Tegal yang telah mengadakan acara Kuliah Kerja Lapangan.
  2. Bapak Suriswo. M.Pd. Selaku Ketua Prodi Bimbingan dan konseling yang telah menyelenggarakan program penyusunan laporan ini.
  3. Bapak Sukoco. KW, Selaku wakil Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling, terima kasih atas bimbingannya.
  4. Drs. Dino Rozano M.Pd, Selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.
  5. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mengikuti KKL dan sama-sama membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap saran dan kritik pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis ini. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi penulis dan Mahasiswa UPS Tegal

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tegal, April 2010

Penulis

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan “ Tempat Praktek Konseling Teman Sebaya dalam Bimbingan dan Konseling “ Universitas Negri Surabaya, telah mendapat pengesahan :

KA. Prodi Bimbingan dan konseling Dosen Pembimbing

Suriswo M.Pd Drs. Dino Rozano M.Pd

Nip. 12951631967 Nip. 131792519

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................iii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ...................................................................1

B. Perumusan masalah .........................................................................1

C. Ruang lingkup .................................................................................2

D. Penjelasan judul ...............................................................................2

E. Tujuan penelitian .............................................................................3

F. Manfaat penelitian ...........................................................................3

G. Metodologi penelitian .....................................................................4

H. Sistematika penulisan ......................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN

A. Pengkajian .......................................................................................6

B. Pelaksanaan ......................................................................................6

C. Konseling Teman Sebaya ( KTS ) ....................................................6

D. Manfaat Konseling Teman Sebaya ..................................................7

E. Penempatan Praktek Konseling Teman Sebaya ...............................8

F. Perencanaan Peningkatan kualitas BK di UPS .................................9

G. Lampiran Gambar............................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...........................................................................................12

B. Saran .................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fakultas Ilmu pendidikan ( FIP ) merupakan salah satu fakultas di Universitas Negri Surabaya yang memiliki kepedulian dan komitmen tinggiterhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu melalui pendidikan dan pengajaran, penelitian mendasar, kontekstual dan komperehensif serta penyebar luasan berbagai inovasi pendidikan.

Visi Fakultas Ilmu pendidikan ( FIP ) Universitas Negri Surabaya yaitu Pengembang ilmu pendidikan pencetak insan cerdas dan kompetetif.

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan maka fakultas Pendidikan Universitas Negri Surabaya memiliki Misi sebagai berikut :

1. Mnegembangkan dan mengawal ilmu pendidikan untuk meningkatkan kualitas insan yang berkarakter dan bermartabat.

2. Menyelenggarakanprogram ahli pendidikan berwawasan global, peka terhadap tuntutan global.

3. Menyelenggarakan progran guru dan tenaga kependidikan yang profesional, berakhlaq mulia dan arif terhadap budaya nasional.

4. Menyelenggarakan program profesi guru dan tenaga kependidikan yang profesional dan berjiwa interpreuner.

5. Menyelenggarakan program penelitian dasar dan terapan sesuai tuntutan pasar dibidang pendidikan.

6. Menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat dibidang pendidikan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, perumusan masalah penelitian yang telah dilakukan adalah penulis ingin menerapkan,

  1. Tempat Pelaksanaan Praktek Konseling Sebaya dalam Bimbingan dan Konseling di Universitas Negri Surabaya.
  2. Bagaimana menerapkan Pelaksanaan Praktek Konseling Sebaya di Universitas Pancasakti Tegal.

C. Ruang Lingkup

Dengan keterbatasan waktu, dana serta kemampuan maka yang menjadi ruang lingkup dalam penyusunan laporan kkl unnesa adalah:

1. Ruang lingkup Sasaran

Pada penelitian ini sasaran yang diambil adalah Tempat Praktek Bimbingan dan Konseling

2. Ruang lingkup tempat

Penelitian ini dilakukan di Universitas Negri Surabaya Fakultas Psikologi ( BK ) Tahun 2010

3. Ruang Lingkup Waktu

Waktu pengambilan studi banding tentang tempat praktek yanga ada dalam Universitas Surabaya di ruang praktek kampus Bimbingan dan Konseling Penelitian ini dilaksanakan mulai Tanggal 14-18 Februari 2010

4. Ruang Lingkup Kasus

Pengambilan kasus hanya dibatasi dengan perbedaan ruang kuliah / kampus FKIP Prodi Bimbingan dan konseling khususnya Tempat pelaksanaan praktek konseling sebaya.

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari perbedaan, maka penulis ingin menjelaskan pengertian tentang judul dalam Laporan Kuliah kerja Lapangan yang penulis ambil yaitu:

1. Tentang Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan Konseling adalah Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Lingkup alat / lab yang ada dalam kampus Psikologi / Bimbingan dan Konseling ( Universitas Negri surabaya ) terdiri dari:

a. Ruangan standard meja konseling kelompok

b. Tempat praktek mahasisiwa ( Bimbingan dan konseling kelompok, Konseling Individu, Konseling teman sebaya )

c. Berbagai alat perekam ( Tape Recorder ) untuk wawancara masalah klien.

d. Micro konseling ( Handycam, kamera, Tv, dan sebagainya untuk melakukan praktek dan penjadwalan dalam melakukan praktek konseling.

  1. Konseling Teman Sebaya

Konseling Teman Sebaya adalah tempat dimana praktek mahasiswa yng dilakukan dengan teman yang sederajat untuk melakukan suatu konseling, di laukan secara kelompok tanpa memihak orang lain.

  1. Universitas Negri Surabaya

Adalah Fakultas Ilmu Pendidikan yang berada di surabaya yaitu Universitas negri Surabaya yang beralamat ( Kampus Induk ) Kampus Lidah Wetan Surabaya 60213. Tempat dimana penulis melakukan studi banding ini.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melaksanakan studi banding antara Universitas Pancasakti Tegal dengan Universitas Negri Surabaya khususnya fakultas / prodi Bk dalam Kuliah Kerja Lapangan.

1. Tujuan Khusus

1. Mampu memahami konsep dan teori Bimbingan dan konseling yang ada dalam Universitas Negri Surabaya.

2. Mampu melaksanakan studi banding antara Universitas Pancasakti Tegal dengan Universitas Negri Surabaya, meliputi:

a. Pengkajian data

b. Perencanaan

c. Evaluasi

3. Mampu mendokumentasi hasil studi banding Universitas Pancasakti Tegal dengan Universitas Negri Surabaya.

F. Manfaat Penelitian

Selain untuk penulis sendiri, penulis berharap Laporan KKL ini dapat bermanfaat untuk:

1. Fakultas / Instansi terkait

Dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap Individu yang bermasalah melalui

Bimbingan dan Konseling

2. Ilmu Pengetahuan

Dapat manambah pustaka baru khususnya tentang Bimbingan dan konseling mengenai ruang lingkup praktek dalam Bimbingan dan konseling.

3. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan penulis dalam melaksanakan Praktek dalam Bimbingan dan Konseling.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam membuat Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini menggunakan metode studi / penelitian banding adalah suatu penelitian yang digunakan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi dan lembaga tertentu (Arikunto, 2002: 120).

2.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2002: 102).

b. Observasi

Observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan (Notoatmodjo, 2002: 93).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mempelajari data-data dalam catatan yang berhubungan dengan kegiatan studi banding Kuliah Kerja Lapangan mengenai tempat pelaksanaan praktek bimbingan dan konseling.

H. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan laporan kuliah kerja lapangan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar belakang masalah

J. Perumusan masalah

K. Ruang lingkup

L. Penjelasan judul

M. Tujuan penelitian

N. Manfaat penelitian

O. Metodologi penelitian

P. Sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN

B. Pengkajian

B. Pelaksanaan

C. Konseling Teman Sebaya ( KTS )

D. Manfaat Konseling Teman Sebaya

E. Penempatan Praktek Konseling Teman Sebaya

F. Perencanaan Peningkatan kualitas BK di UPS

G. Lampiran Gambar

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

BAB II

PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek belajar lapangan di Universitas Negri Surabaya ( UNESA ). Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendataan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama mahasiswa sesuai dengan proiritas masalah.

C. Pengkajian

Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan kampus Universitas Negri Surabaya Kegiatan pengkajian dilakukan pendataan melalui Observasi, Dokumentasi dan Wawancara. Kegiatan pengkajian data dilakukan pada tanggal 14-18 februari 2010. Dalam kegiatan pengkajian terdapat kesulitan berupa:

1. Waktu pendataan terbatas

Pendataan dilakukan dari pagi hingga siang hari ( Pkl. 11.00 – 13.00 )

2. Kesulitan menemui responden

Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut, mahasiswa berusaha bekerja keras melakukan pendataan dan waktu yang seefisien mungkin, mengunjungi kembali responden yang pada waktu pendataan belum ditemui dan sabar untuk menerima tanggapan dari responden.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan Kuliah kerja lapangan dilaksanakan dengan pemberangkatan hari minggu tanggal 14 februari pukul 06.30 wib dengan tujuan langsung menuju surabaya yaitu tempat istirahat Wisma haji Sukolilo. Setelah istihat dan tidur di tempat wisma haji sukolilo ke esokan harinya pukul 08. 00 langsung menuju Universitas Negri Surabaya ( UNESA ) untuk melakukan studi banding.

C. Konseling Teman Sebaya ( KTS )

Konseling teman sebaya adalah program bimbingan yang berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku konsli. Konseling teman sebaya dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:

1) Tidak cukupnya waktu bagi konselor untuk membantu semua remaja yang bermasalah

2) Adanya siswa-siswa yang enggan membawa permasalahan mereka kepada konselor sekolah dengan berbagai alasan

3) Beban konselor sangat berat untuk menangani kasus-kasus yang parah yang membutuhkan waktu yang panjang, sehingga sedikit waktu membantu siswa bermasalah lainnya.

Oleh karena itu, banyak siswa-siswa yang bermasalah berat mencari siswa lain untuk mendiskusikan masalah pribadi mereka. Misalnya, siswa-siswa yang merasa kesepian dan terisolasi. Oleh karena itu sangat diperlukan membuat konseling teman sebaya dengan berbagai model.

D. Manfaat Konseling Teman Sebaya

Konseling teman sebaya juga bermanfaat untuk mhasiswa dengan cara efektif, membantu kawan-kawannya untuk meringankan perasaan terisolir, dan kesepian di sekolah / kampus. Disamping itu mahasiswa yang menjadi konselor teman sebaya dapat berlatih mengatasi masalah mereka sendiri dengan cara yang rasional, positif dan bermoral.

Program konseling teman sebaya mempunyai alasan-alasan yang rasional, terstuktur, aktifitasnya khas atau spesifik, personal yang melakukannya juga khusus dan diorganisir secara terus menerus. Program ini merupakan usaha mempengaruhi (memperbaiki tingkah laku yang dimiliki oleh siswa), yaitu tingkah laku yang dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas, dan menggunakan tingkah laku yang pantas menjadi identitas pribadi yang diharapkan, serta menemukan berbagai cara pemecahkan masalah, dan memberikan pengalaman yang memberikan motifasi mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri mereka sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab.

Tipe-tipe Tugas KTS (Krumbolth: 1976)Setiap melakukan pekerjaan, KTS membuat laporan tentang proses dan hasil pekerjaannya. Jenis tugas-tugas yang hendak dikerjakan adalah:

1. Membantu siswa lain memecahkan permasalahannya.

2. Membantu siswa lain yang mengalami penyimpangan fisik.

3. Membantu siswa baru membina dan mengembangkan hubungan baru dengan teman sebaya dan personil sekolah.

E. Penempatan Praktek Konseling Teman Sebaya

Setelah penulis mengetahui tentang apa yang sebenarnya konseling teman sebaya ( KTS ), ternyata sangat berguna untuk pengembangan mahasiswa yang ada di Universitas Pancasakti ( UPS ) Tegal, khususnya Bimbingan dan konseling. Sebaiknya dalam Universitas Pancasakti ( UPS ) dapat menerapkan tentang Kajian tempat praktek konseling teman sebaya ( KTS ). Karena dengan penerapan tersebut mahasiswa dapat melaukan pengembangan sebagai berikut :

  1. Mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dan mengembangkan proses konseling dengan dan dapat mengakrabkan dengan teman yang sebaya.
  2. dapat saling membantu antara mahsiswa yang satu dengan yang lain, selain itu mahasiswa yang mempunyai masalah dapat terarahkan atau dapat dibantu pemecahan masalahnya dengan teman sebayanya melalui konseling teman sebaya tanpa memihak dosen / konselor.
  3. Mahsiswa juga dapat mandiri dan mengetahui serta mengembangkan kreatifitas dengan konseling teman sebaya.

Selain itu program akademik juga sebaiknya harus mampu mengembangkan dengan memberikan pelatihan tentang apa yang sebenarnya konseling teman sebaya. Pelatihan Terhadap mahaisiswa tentang konseling teman sebaya ( KTS ) (Hamburd, dkk:1972) Pelatihan dimaksudkan untuk membelajarkan calon KTS tentang cara membantu orang lain dengan melalui pelatihan. Tingkahlaku yang dilatihkan adalah:

  1. Kemampuan melakukan pendekatan dan membina percakapan dengan baik serta bermanfaat dengan orang lain.
  2. Kemampuan mendengar, memahami dan merespon (3M), termasuk komunikasi nonverbal (cara memandang, cara tersenyum, dan melakukan dorongan minimal).
  3. Kemampuan mengamati dan menilai tingkah laku orang lain dalam rangka menentukan apakah tingkah laku itu bermasalah atau normal.
  4. Kemampuan untuk berbicara dengan orang lain tentang masalah dan perasan pribadi.
  5. Kemampuan untuk menggunakan keputusan yang dibuat dalam konseling mengahadapi permasalahan-permasalahan pribadi, permasalahan kesehatan, permasalahan sekolah, dan permasalahan perencanaan hubungan dengan teman sebaya.
  6. Kemampuan untuk mengembangkan tindakan alternatif sewaktu menghadapi masalah.
  7. Kemampuan menerapkan keterampilan interpersonal yang menarik untuk mengusahakan terjadi pertemuan pertama dengan siswa yang minta tolong.
  8. Kemampuan untuk mengembangkan keterampilan observasi atau pengamatan agar dapat membedakan tingkah laku abnormal dengan normal; terutama mengidentifikasi masalah dalam menggunakan minuman keras, masalah terisolasi, dan masalah kecemasan
  9. Kemampuan mengalih tangankan konseli untuk menolongnya memecahkan masalahnya, karena KTS tidak mampu melakukannya.
  10. Kemampuan mendemontrasikan kemampuan bertingkah laku yang beretika.

F. Perencanaan Peningkatan kualitas BK di Universitas Pancasakti Tegal

Setelah penulis mengkaji tentang konseling teman sebaya, ternyata banyak manfaat bagi penulis dan banyak pula perbandingannya antara Universitas Pancasakti Tegal dengan Universitas Negri Surabaya. Untuk meningkatkan kualitas dan mutu yang ada di Universitas Pancasakti Tegal khususnya prodi Bimbingan dan konseling sebaiknya lebih meningkatkan apa yang belum ada dalam FKIP bimbingan dan konseling seperti sarana dan prasarana atau tempat ruang praktek, seperti :

  1. Konseling teman sebaya
  2. Konseling Individu
  3. Bimbingan kelompok
  4. Konseling kelompok
  5. Lab BK yang menyangkut Micro konseling ( Handycam, kamera, Tv, dan Berbagai alat perekam / Tape Recorder ) untuk melakukan praktek dan penjadwalan dalam melakukan praktek konseling.

Dengan adanya penerapan tersebut di atas sehingga mahasiswa dapat lebih mengerti tentang Bimbingan dan konseling, bukan hanya kajian teori tetapi praktekpun juga penting untuk bisa menjadikan seorang konselor yang mempyai pengetahuan semestinya tentang Bk. Mahasiswa juga dapat mengembangkan kreativitas, motivasi, bakat danminatnya dalam menjalani kuliahnya.

Beberapa Lmpiran / gambar yang ada dalam Fakultas psikologi Universitas Negri Surabaya, ditaranya :

Praktek Konseling Teman Sebaya

Konseling Individu Cermin untuk intropeksi diri

Lab Bk Untuk praktek bimbingan Kamera untuk menyimpan gambar dan

Kelompok dan konseling kelompok video Praktek Bk

BAB I

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis menyusun laporan kuliah kerja lapangan ” Konseling Teman Sebaya ” penulis da mengambil simpulan sebagai berikut :

  1. Dapat mengidentifikasi tentang definisi Konseling teman sebaya yaitu tentang program bimbingan yang berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku konsli Konseling teman sebaya dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
  2. Bahwa konseling teman sebaya mempunyai banyak manfaat untuk mahasiswa, seperti :

Ø Membantu siswa lain memecahkan permasalahannya.

Ø Membantu siswa lain yang mengalami penyimpangan fisik.

Ø Membantu siswa baru membina dan mengembangkan hubungan baru dengan teman sebaya dan personil sekolah.

B. Saran

1. Pengetahuan tentang Bimbingan dan konseling yang sebenarnya hendaklah diketahui oleh paraahasiswa, sehingga mahasiswa mampu memahami tentang materi ataupun praktek yang ada dalam Bk dan dengan pengetahuan tersebut mahasiswa akan lebih bisa membantu teman atau orang yang mempunyai masalah.

2. Untuk para akademik atau dosen harusnya dapat mengembangkan rencana peningkatan kualitas Bimbingan dan Konseling di Universitas Pancasakti Tegal yang meliputi

Ø Peningkatan kualitas akademik Pengajar

Ø Pengusulan pembukaan program pendidikan profesi konselor

Ø Peningkatan sarana dan prasarana

Ø Peningkatan kegiatan penelitian dan PKM Dosen